Berawal dari kesibukan kami masing-masing, aku tengah mempersiapkan diri sebagai fresh graduate untuk meniti karier lewat bimbingan belajar; dan dia yang tengah berkutat menyelesaikan tesisnya di kampus impian, Institut Teknologi Bandung.
Tak disangka, langkah kami dipertemukan oleh sebuah aplikasi program game—bukan tempat biasa bertemu cinta, namun justru di sanalah semuanya bermula. Dari obrolan ringan yang lama-lama jadi kebiasaan, kami menjalin kedekatan hari demi hari.
Tiga bulan setelah perkenalan itu, di bulan September, ia dengan tulus menyatakan perasaannya. Perjalanan kami terus berlanjut, hingga pada Januari ia menyelesaikan tesisnya dan memutuskan datang langsung dari Bandung ke Bukittinggi. Tepatnya 17 Februari 2025. Jarak bukan halangan baginya untuk bersilaturahmi dengan keluargaku dan berdiskusi mengenai masa depan kami.
Dengan dua pulau sebagai asal kami—Kalimantan tempat ia dibesarkan, dan Sumatera yang menjadi rumahku—kami percaya bahwa cinta sejati selalu menemukan jalannya. Melalui transit dari Kalimantan, singgah di Jakarta, dan akhirnya tiba di tanah Minangkabau, kami memantapkan hati.
Tanggal yang kami pilih pun bukan sembarang hari. Di tanggal 23 Juli 2025, kami akan melangsungkan pertunangan. Dan dua hari setelahnya, pada 25 Juli 2025, kami siap mengikat janji suci dalam akad pernikahan.
Karena kami percaya, takdir selalu berpihak pada dua hati yang saling memperjuangkan.